Minggu, 06 Desember 2009

apa nilai-nilai inti dan implikasi dari pendekatan inklusif pada pendidikan berbakat dan istimewa?

tantangan yang menghadang sekolah inklusif adalah mengembangkan pedagogik berbasis siswa agar mampu mendidik semua anak... jasa sekolah tersebut tidak hanya mereka mampu untuk memberikan pendidikan berkualitas untuk semua anak, pembentukan mereka juga langkah penting untuk membantu mengubah sikap diskriminatif, dalam menciptakan komunitas yang menyambut dan mengembangkan masyarakat yang inklusif. (UNESCO, Salamanca Statement, 1994)

saya percaya Tuhan tidak bermain dadu dengan semesta (Albert Einstein)

pengalaman saya sebagai guru Robert telah menuntun saya pada ketertarikan saya terhadap kebutuhan peserta didik yang lebih mampu, tetapi ingatan saya (pada Robert) bergema tiap kali saya mengingat kata kunci seperti "inklusif", "berbakat", "harapan yang tinggi", "prestasi" "cerdas", "istimewa", dll. tampaknya bagi saya tantangan yang saya dapatkan dari Robert hanyalah sebuah contoh kecil dari dilema yang dihadapi oleh semua guru yang berkecimpung dalam domain pendidikan berbakat istimewa : bagaimana caranya seseorang bisa menciptakan lingkungan belajar yang mampu menjangkau yang paling "bisa" dengan tanpa mengecualikan yang paling tidak "bisa", maupun sebaliknya? setiap usaha untuk menyelesaikan masalah atau pertanyaan ini pada titik tertentu akan merujuk pada prinsip-prinsip inti pendidikan atau nilai-nilai inti pendidikan. saya akan menyatakan beberapa dari prinsip pendidikan saya disini :
  • setiap/semua anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
  • tujuan utama pendidikan adalah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan para pemuda yang memiliki hasrat untuk belajar, dan untuk memfasilitasi agar mereka dapat memperoleh keterampilan dan agar hasrat belajar mereka terpenuhi dan pengaturan yang akan memungkinkan agar gairah belajar mereka terpenuhi dan terus dipertahankan.
  • peran utama sekolah adalah untuk memaksimalkan kesempatan semua anak untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
  • tujuan utama pendidikan anak-anak akan berubah.
untuk prinsip-prinsip yang (relatif) tidak kontroversial ini, dapat ditambahkan :
  • tidak seorangpun bahkan orang itu sendiri akan pernah sepenuhnya menyadari potensi belajar yang ia miliki.
  • sebuah konsep tentang "kemampuan" adalah sebuah alat yang tidak berguna untuk mendeskripsikan atau memprediksikan kinerja seseorang
  • tujuan pendidikan anak-anak akan tercapai apabila kita mengatur dan menjawab pertanyaan. pertanyaan ini paling baik jika dibuaat oleh anak-anak itu sendiri
  • pembelajaran yang mendalam lebih mengutamakan kolaborasi daripada kompetisi
implikasi dari poin-poin diatas akan mengakui bahwa :
  • kecerdasan dan bakat lebih baik dilihat sebagai sesuatu yang relatif daripada absolute, dalam konteks baik kelebihan maupun kekurangan dalam profill perorangan anak tersebut dan dilihat dari lingkungan belajarnya yang lebih luas.
  • sekolah memiliki peran penting untuk membantu setiap anak untuk mengidentifikasi bakat maupun kecerdasannya.
  • bentuk penilaian yang paling efektif adalah formatif (penilaian untuk belajar) daripada sumatif atau normatif (penilaian untuk menunjukkan atau membandingkan). terkait dengan orientasi pembelajaran (penting untuk meningkatkan pembelajaran seseorang) cenderung mengarah pada pembelajarana yang efektif daripada berorientasi kinerja (penting untuk nilai-nilai saja)
  • kebijakan inklusif untuk pendidikan cerdas berbakat istimewa adalah satu-satunya model yang konsisten dengan prinsip-prinsip ini.
  • sekolah seharusnya mengambil langkah-langkah yang lebih aktif untuk melaksanakan prosedur pengajaran dan pembelajaran dan menerapkan metode yang akan mengakomodasi prinsip-prinsip yang ditetapkan di atas.
saya menyadari banyak (jika tidak semua) prinsip-prinsip dan implikasi yang ditetapkan diatas terbuka untuk tantangan, tetapi dimana nilai-nilai, prinsip-prinsip dan inti dipercaya dapat lepas dari subjektifitas. ini mungkin termasuk ilustrasi :
  • survey yang komprehensif oleh Joan Freeman mengenai penelitian internasional saat ini tentang pendidikan anak-anak dan pemuda yang cakap, dimana dia menyimpulkan bahwa 'keprihatinan yang dominan saat ini mengenai penelitian pendidikan bagi orang yang sangat cakap adalah interaksi antara potensi sang anak dan ketentuan untuk mengembangkannya'. tanpa elemen yang dinamik itu, kita kembali ke ide lama tentang kemampuan tetap (fixed abilities), terutama kecerdasan' (Freeman 1998;56). selain diferensiasi, Freeman melihat pengindividualisasian sebagai rute lain untuk membangun potensi. 'dimana murid memiliki tanggung jawab yang besar bagi konten dan kecepatan untuk kemajuan pendidikan mereka sendiri. disini, anak-anak akan dibutuhkan untuk memonitor pembelajaran mereka sendiri (ibid.:56)
  • Stephen Ceci (1990;1996) dan Michael Howe (1990) menyanggah dengan kuat ide tentang orang-orang yang unggul dalam beberapa bidang dapat melakukannya karena mereka berbakat atau istimewa : komitmen dan latihan telah menjadi penentu yang lebih kuat untuk penampilan yang luar biasa, daripada kemampuan dasar (underlying ability).
  • Paul Black dan Dylan Wiliam (1998) memberikan laporan yang berpengaruh pada peran kunci dari penilaian formatif (atau "penilaian untuk pembelajaran") dalam menaikan standar sekolah.
  • Chris Watkins (2001) peninjauan yang luas mengenai bukti penelitian menunjukkan bahwa meperkirakan nilai pencapaian dapat menurunkan kualitas kinerja.
  • semakin besarnya pengakuan bahwa berpikir dan belajar adalah kegiatan sosial yang terkait antara yang satu dengan yang lainnya; interaksi sosial dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk proses belajar, seperti memberi perhatian, memori logis, pembentukan konsep dan batin. penelitian dalam domain ini memiliki pengaruh yang besar terhadap tulisan psikiater rusia, Lev Vygotsky, tapi aplikasi terbaru terdapat di bidang pendidikan Inggris Raya meliputi Paul Light dan Karen Littleton (1999) demonstrasi yang signifikan dari pembelajaran berbasis sosial dan relasional. bahkan dimasa 'standarisasi uji penilaian' (yang didesain untuk menaikkan standar pendidikan melalui keterangan dari kesuksesan atau kegagalan individu).
  • implikasi pendidikan dari berkembangnya bukti dari neuroscience kognitif. dalam ulasannya dalam masalah ini, John Geake mencatat bahwa "ada implikasi pendidikan disini untuk mengukur keberhasilan sekolah sebagai suatu fungsi dari siswa" dirasakan sebagai keberhasilan individu, terlepas dari tingkat pencapaian mereka. ini bukanlah sebuah pembodohan, bahkan kenyataannya sebaliknya. ini adalah sebuah panggilan untuk organisasi sekolah untuk untuk lebih jauh mengenali perbedaan individu berbasis neurobiologically dalam menanggapi pembelajaran sekolah, dalam rangka untuk memutuskan siklus kompetensi rendah yang menghasilkan kepercayaan diri rendah yang menghasilkan kompetensi rendah, juga untuk mengurangi keterbelakangan yang disebabkan oleh anak-anak yang istimewa dalam akademis tetapi mengalami kebosanan dengan kurikulum yang tidak menantang dan tidak sesuai dengan mereka (Geake 2002:7)
  • Diane Montgomery menyimpulkan dalam buku yang dia edit able underahcievers (2000), dimana dia mengamati bahwa 'semua peserta didik harus mengalami pendidikan yang mendukung dan menghargai mereka, apapun perbedaan mereka. untuk mencapai tahap ini, pendidikan umum perlu dibuat lebih fleksibel. akses terhadap kebutuhan khusus seharusnya berdasarkan kepada prinsip-prinsip inklusi dan merajuk pada diri sendiri dan menggunakan otentik atau penilaian berdasarkan kinerja untuk menyediakan umpan balik, baik untuk guru maupun peserta didik. peserta didik memerlukan kesempatan untuk menyumbangkan pandangan mereka sendiri terhadap nilai dan kelayakan dari pendidikan yang mereka dapatkan (ibid.:202)
Petanyaan untuk di diskusikan
  • apa inti dari prinsip pendidikan anda?
  • apa implikasi dari prinsip prinsip ini?
  • mana yang anda anggap sebagai jantung dari keberhasilan : bakat atau usaha?
  • bagaimana cara anda membuat murid anda mengetahui apa (dan bagaimana) yang mereka pelajari?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar